Membaca Alquran Harus Sesuai Dengan

Al-Quran, kitab suci umat Islam, bukan sekadar kumpulan ayat dan surat. Ia adalah pedoman hidup, sumber inspirasi, dan penawar bagi kegelisahan jiwa. Membaca Al-Quran merupakan ibadah yang sangat dianjurkan, bahkan menjadi salah satu rukun Islam yang fundamental. Namun, membaca Al-Quran tidak hanya sekadar melafalkan huruf-huruf Arab. Lebih dari itu, membaca Al-Quran harus dilakukan dengan tartil, yaitu dengan memperhatikan kaidah tajwid, memahami makna, dan merenungkan kandungan ayat-ayatnya.
Keutamaan Membaca Al-Quran
Rasulullah SAW telah memberikan banyak sekali motivasi dan keutamaan bagi umatnya yang gemar membaca Al-Quran. Berikut adalah beberapa di antaranya:
-
Sebaik-baik Manusia: Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya." (HR. Bukhari) Hadits ini menunjukkan bahwa mempelajari dan mengajarkan Al-Quran merupakan amalan yang sangat mulia dan menjadikan seseorang menjadi sebaik-baik manusia.
-
Syafaat di Hari Kiamat: Rasulullah SAW bersabda, "Bacalah Al-Quran, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya." (HR. Muslim) Al-Quran akan menjadi pembela bagi mereka yang senantiasa membacanya di dunia, memberikan syafaat agar diampuni dosa-dosanya dan dimasukkan ke dalam surga.
-
Ketenangan Hati: Al-Quran adalah obat bagi hati yang gelisah dan sumber ketenangan jiwa. Allah SWT berfirman, "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra’d: 28) Membaca Al-Quran dengan merenungkan maknanya akan menenangkan hati dan menjauhkan dari kegelisahan.
-
Pahala yang Berlipat Ganda: Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Quran), maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan." (HR. Tirmidzi) Setiap huruf yang dibaca dari Al-Quran akan diganjar dengan pahala yang berlipat ganda, menunjukkan betapa besar kemurahan Allah SWT kepada hamba-Nya.
-
Naiknya Derajat di Surga: Rasulullah SAW bersabda, "Akan dikatakan kepada orang yang selalu membaca Al-Quran, ‘Bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya di dunia. Sesungguhnya kedudukanmu (di surga) berada di akhir ayat yang engkau baca’." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi) Semakin banyak Al-Quran yang dibaca dengan tartil, semakin tinggi pula derajat yang akan diraih di surga.
Makna Tartil dalam Membaca Al-Quran
Tartil berasal dari kata "rattala" yang berarti membaca dengan perlahan, jelas, dan teratur. Dalam konteks membaca Al-Quran, tartil memiliki makna yang lebih luas, meliputi:
-
Tajwid: Membaca Al-Quran dengan memperhatikan kaidah tajwid, yaitu ilmu yang mempelajari tentang cara membaca huruf-huruf Al-Quran dengan benar, meliputi makhraj (tempat keluarnya huruf), sifat huruf, hukum mad (panjang pendek bacaan), hukum nun mati dan tanwin, serta hukum mim mati. Membaca dengan tajwid akan menjaga keaslian Al-Quran dan mencegah terjadinya kesalahan dalam pengucapan yang dapat mengubah makna.
-
Tadabbur: Membaca Al-Quran dengan tadabbur, yaitu merenungkan dan memahami makna ayat-ayat yang dibaca. Tadabbur melibatkan upaya untuk memahami konteks ayat, mencari tahu asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya ayat), serta menghubungkan ayat tersebut dengan kehidupan sehari-hari. Tadabbur akan membuka pintu pemahaman yang lebih dalam tentang Al-Quran dan menjadikannya sebagai pedoman hidup yang nyata.
-
Tafakkur: Membaca Al-Quran dengan tafakkur, yaitu memikirkan dan merenungkan kandungan ayat-ayat yang dibaca. Tafakkur melibatkan upaya untuk mengambil pelajaran dan hikmah dari ayat-ayat tersebut, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Tafakkur akan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
-
Khusyu’: Membaca Al-Quran dengan khusyu’, yaitu dengan penuh penghayatan dan kekhusyukan hati. Khusyu’ melibatkan upaya untuk menghadirkan hati saat membaca Al-Quran, meresapi makna ayat-ayat yang dibaca, serta merasakan kehadiran Allah SWT. Khusyu’ akan menjadikan bacaan Al-Quran lebih bermakna dan memberikan dampak yang positif bagi jiwa.
Langkah-Langkah Membaca Al-Quran dengan Tartil
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk membaca Al-Quran dengan tartil:
-
Niat yang Ikhlas: Mulailah dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT, semata-mata untuk mencari ridha-Nya. Niat yang ikhlas akan menjadi kunci keberkahan dalam membaca Al-Quran.
-
Berwudhu: Sebelum membaca Al-Quran, disunnahkan untuk berwudhu agar tubuh dan pikiran dalam keadaan bersih dan suci.
-
Mencari Tempat yang Tenang: Pilihlah tempat yang tenang dan nyaman untuk membaca Al-Quran, agar dapat fokus dan khusyu’.
-
Membaca dengan Tartil: Bacalah Al-Quran dengan tartil, memperhatikan kaidah tajwid, dan melafalkan huruf-huruf dengan benar. Jika belum lancar, jangan malu untuk belajar dan berlatih.
-
Membaca Terjemahan: Setelah membaca ayat-ayat Al-Quran, bacalah terjemahannya untuk memahami makna yang terkandung di dalamnya.
-
Membaca Tafsir: Untuk pemahaman yang lebih mendalam, bacalah tafsir Al-Quran dari ulama-ulama yang terpercaya.
-
Merenungkan Makna: Renungkan makna ayat-ayat yang dibaca, dan cobalah untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.
-
Mengamalkan Isi Kandungan: Setelah memahami makna dan merenungkan kandungan ayat-ayat Al-Quran, berusahalah untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
-
Berdoa: Setelah selesai membaca Al-Quran, berdoalah kepada Allah SWT agar diberikan kemudahan untuk memahami dan mengamalkan isi kandungan Al-Quran.
Tantangan dalam Membaca Al-Quran dengan Tartil
Membaca Al-Quran dengan tartil bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa tantangan yang sering dihadapi, di antaranya:
-
Kesibukan: Kesibukan sehari-hari seringkali menjadi penghalang untuk meluangkan waktu membaca Al-Quran.
-
Kemalasan: Kemalasan merupakan musuh utama dalam beribadah, termasuk dalam membaca Al-Quran.
-
Kurangnya Pemahaman Tajwid: Kurangnya pemahaman tentang kaidah tajwid dapat menyulitkan dalam membaca Al-Quran dengan benar.
-
Kurangnya Pemahaman Bahasa Arab: Kurangnya pemahaman bahasa Arab dapat menyulitkan dalam memahami makna ayat-ayat Al-Quran.
-
Gangguan Pikiran: Gangguan pikiran dapat mengganggu konsentrasi saat membaca Al-Quran.
Mengatasi Tantangan dalam Membaca Al-Quran dengan Tartil
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan:
-
Menjadwalkan Waktu: Buatlah jadwal khusus untuk membaca Al-Quran setiap hari, meskipun hanya beberapa menit.
-
Memotivasi Diri: Carilah motivasi untuk membaca Al-Quran, misalnya dengan membaca kisah-kisah tentang keutamaan membaca Al-Quran.
-
Belajar Tajwid: Belajarlah tentang kaidah tajwid dari guru yang kompeten atau melalui buku-buku dan video pembelajaran.
-
Belajar Bahasa Arab: Jika memungkinkan, belajarlah bahasa Arab agar dapat memahami makna ayat-ayat Al-Quran dengan lebih baik.
-
Menghindari Gangguan: Hindari gangguan-gangguan yang dapat mengganggu konsentrasi saat membaca Al-Quran, misalnya dengan mematikan notifikasi handphone.
-
Meminta Pertolongan Allah SWT: Berdoalah kepada Allah SWT agar diberikan kemudahan untuk membaca Al-Quran dengan tartil.
Kesimpulan
Membaca Al-Quran dengan tartil merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dan memiliki banyak keutamaan. Dengan membaca Al-Quran dengan tartil, kita dapat memahami makna ayat-ayat Al-Quran, merenungkan kandungannya, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun ada tantangan yang sering dihadapi, namun dengan niat yang ikhlas, usaha yang sungguh-sungguh, dan pertolongan dari Allah SWT, kita dapat mengatasi tantangan-tantangan tersebut dan meraih keberkahan dari membaca Al-Quran. Jadikanlah Al-Quran sebagai sahabat setia dalam hidup kita, pedoman dalam setiap langkah, dan penawar bagi kegelisahan jiwa. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua agar dapat membaca Al-Quran dengan tartil dan mengamalkan isi kandungannya. Aamiin.