Teknologi Di Era Revolusi Industri 4.0
Teknologi Di Era Revolusi Industri 4.0 – Kampus, Berita – Perubahan teknologi yang cepat dan tidak dapat dihentikan, memaksa perusahaan untuk terus berkembang jika tidak ingin ketinggalan. Demikian satu dari puluhan ucapan yang disampaikan Direktur Human Capital PT Waskita Karya (Persero) Tbk Ir Hadjar Seti Adji MEng Sc kepada mahasiswa Fakultas Lingkungan Hidup dan Geokonstruksi (FTSLK) Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. Acara dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2019 di Auditorium Gedung Pusat Penelitian.
Hadjar menjelaskan, perkembangan Industri 1.0 ke 4.0 sangat pesat. Industri 1.0 dimulai pada tahun 1920an dan 1930an, ketika operasi mekanis mencakup mesin uap. Industri 2.0 melanjutkan produksi massal dengan listrik. Kemudian Industri 3.0 di era IT (Teknologi Informasi) dan otomasi. Sejauh ini, kita sedang bergerak menuju Industri 4.0, dimana seluruh mesin dan industri terhubung dengan Internet of Things (IoT). Selain itu, ada fenomena khusus di lapangan, dengan kata lain masa perubahan. Periode ini ditandai dengan empat hal yaitu VUCA (
Teknologi Di Era Revolusi Industri 4.0
Dan manajemen masa depan. “Situasi ini (VUCA, Red.) mengganggu perusahaan-perusahaan yang sebelumnya sukses,” ujarnya.
Digitalisasi Sekolah, Siap Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Menyasar industri-industri yang sudah besar dan mapan serta menjadi perusahaan yang terdiam akibat perubahan teknologi. Hagar memberi contoh
Untuk membeli barang, sehingga industri ini sangat sibuk. Namun kini mereka tidak perlu pergi ke sana karena bisa berbelanja online. “Itulah yang disebabkan oleh situasi ini
Dapat diartikan sebagai ambiguitas. Dalam dunia industri dan kehidupan bisnis, kecenderungan perkembangan masyarakat tidak dapat diprediksi. Misalnya saja perkembangan nilai tukar, tren perkembangan yang sangat sulit diprediksi
Hobi dan makanan. Semuanya tidak dapat diprediksi. – Yang paling berpengaruh adalah ketidakpastian politik masing-masing negara, yang dapat mempengaruhi industri dan kehidupan bisnis, kata Hadjar.
Tantangan Indonesia Hadapi Era Industri 4.0
dapat diartikan sebagai kompleksitas, namun dalam dunia industri diartikan sebagai hubungan antara setiap parameter yang mempengaruhinya. Contoh parameter kompleksitas adalah biaya, bahan baku, lingkungan, manfaat sosial, dll. Lingkungan mempengaruhi kepentingan masyarakat. Kepentingan umum mempengaruhi produksi dan bahan mentah yang digunakan. Bahan baku mempengaruhi biaya, dll. “Setiap parameter tidak bisa diabaikan karena mempengaruhi industri,” kata pria yang merupakan mantan Manajer Cabang PT PP (Persero) Tbk pada tahun 2006 hingga 2008 ini.
Istilah ini menimbulkan kebingungan bagi perusahaan ketika menentukan tujuan. Keempat hal ini dapat menyebabkan gangguan mendadak pada industri. Entah perubahan tersebut berhasil sebelum bangkrut atau malah lebih buruk lagi. Oleh karena itu, setiap industri perlu mengidentifikasi disrupsi yang melanda industrinya melalui VUCA. “Ini kunci keberlangsungan industri agar bisa berjalan dan tidak mogok di tengah-tengah,” ujarnya.
Tanda lain dari masa perubahan adalah inovasi. Hadjar menjelaskan inovasi memiliki dua parameter yang merugikan industri, yakni
suatu inovasi yang hadir untuk terus meningkatkan teknologi yang sudah ada dan tidak merugikan atau menghancurkan teknologi lama. Misalnya foto digital megapiksel (MP). Kebaruan pertama adalah megapiksel kecil (lima MP), kemudian menjadi sepuluh MP dan naik menjadi 50 MP. “Memiliki inovasi 50MP tidak merusak teknologi 5MP karena masih ada orang yang menggunakan teknologi 5MP,” kata Hadjar.
Revolusi Industri 4.0 (kewirausahaan)
Lalu muncullah inovasi baru yang mematikan teknologi lama. contohnya adalah teknologi roll film, dan inovasi terbaru adalah digitalisasi foto menjadi data. Teknologi baru ini sangat populer di kalangan masyarakat karena kemampuannya melihat foto secara langsung dan tanpa kesulitan. Saat ini roll film sudah jarang digunakan karena teknologi tersebut bermasalah. “Inovasi yang beracun sangat berbahaya bagi perusahaan jika perusahaan tidak berkembang dengan cepat karena bisa tertinggal,” kata Hadjar.
Ilmu ini menjadi tren pada akhir dekade ini. Model bisnis berdasarkan konsep berbagi sumber daya. Hajjar mengatakan banyak perusahaan tidak memiliki sumber daya, namun industri memilikinya. Contohnya adalah perusahaan Ali Baba. Perusahaan besar ini tidak memiliki toko dan barang, melainkan menjual barang. Contoh lainnya adalah Air BnB, perusahaan akomodasi terbesar di dunia, namun tidak memiliki hotel. Kemudian perusahaan Netflix bergerak di dunia perfilman, namun tidak memiliki bioskop. Perusahaan Facebook yang memiliki banyak konten tetapi tidak membuat konten. Dan masih banyak perusahaan lain yang mampu bersaing dengan perusahaan lama yang mempunyai sumber daya yang banyak. “Perusahaan besar yang memiliki sumber daya untuk bersaing harus mengetahui hal ini sejak dini,” jelas Hadjar.
Tanda keempat adalah kendali masa depan. Banyak pekerja muda pemilik perusahaan yang mengembangkan beberapa prediksi tentang perkembangan perusahaan di masa depan yang mereka jadikan acuan saat ini. Hal ini sangat bertolak belakang dengan para manajer senior yang kerap mengedepankan kejayaan masa lalu sebagai acuan masa kini. Hadjar mengatakan, bisnis milik anak muda bisa cepat beradaptasi dengan perubahan saat ini karena sangat mudah diprediksi, sedangkan karyawan senior masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi dan manajemen perusahaan. “Saya berharap para mahasiswa dapat mewaspadai masa perubahan industri ini agar kedepannya tidak kaget dengan perubahan yang dinamis dan cepat tersebut,” tutupnya. (qin/owi) Industri 4.0 atau revolusi industri keempat merupakan istilah yang digunakan untuk tingkat perkembangan industri teknologi di dunia. Pada level keempat ini, dunia sedang fokus pada teknologi digital.
Sebelum mengeksplorasi tingkat ini secara lebih rinci, penting untuk mengenal tingkat-tingkat awal Revolusi Industri. Revolusi industri pertama terjadi dengan mekanisasi, tenaga uap, dan tenaga air pada abad ke-18 dan ke-19. Sementara itu, revolusi industri yang dikaitkan dengan perkembangan elektronika, sistem teknologi informasi, dan otomasi mengarah pada revolusi industri keempat, yaitu perkembangan sistem cyber-fisik.
Persaingan Manusia Dengan Teknologi Di Era Revolusi Industri 4.0
Industri 4.0 secara umum menggambarkan tren otomatisasi dan pertukaran informasi dalam teknologi dan proses di industri manufaktur. Tren tersebut antara lain Internet of Things (IoT), Industrial Internet of Things (IioT), Cyber-Physical Systems (CPS), Artificial Intelligence (AI), Smart Factories, Cloud Computing, dll. Bahkan dalam desain Industrial Internet of Things , hal ini menciptakan sistem produksi tingkat industri di mana mesin pabrik dilengkapi dengan konektivitas nirkabel dan sensor untuk memantau dan memvisualisasikan seluruh proses produksi. Bahkan pengambilan keputusan secara otonom dapat dilakukan langsung dengan mesin ini.
Pada saat yang sama, koneksi nirkabel dan pemutaran mesin akan berkembang secara signifikan dengan penerapan penuh 5G. Oleh karena itu, ini menyediakan komunikasi real-time antar sistem dan menawarkan waktu respons yang lebih cepat.
Revolusi industri keempat juga terkait dengan teknologi digital twin. Teknologi ini dapat digunakan untuk membuat versi virtual dari instalasi, proses dan aplikasi yang ada di dunia nyata. Versi virtual ini kemudian dapat diuji agar lebih efisien, berguna dan hemat biaya.
Menariknya, versi virtual ini dapat dibuat di dunia nyata dan dihubungkan melalui Internet of Things. Hal ini memungkinkan sistem cyber-fisik untuk berkomunikasi dan bekerja sama satu sama lain dan bertukar informasi secara real time. Teknologi-teknologi ini juga dapat digabungkan dan diproses dalam otomatisasi untuk produksi Industri 4.0. Selain itu, otomatisasi ini mencakup saling ketergantungan proses, transparansi informasi, dan dukungan teknis untuk keputusan yang terdesentralisasi.
Sudah Siapkah Menghadapi Revolusi Industri 4.0?
Singkatnya, Industri 4.0 adalah transformasi digital. Era industri ini memungkinkan otomatisasi peralatan dengan sistem terhubung yang dapat bekerja sama. Teknologi ini juga membantu pemecahan masalah dan pemantauan proses serta meningkatkan efisiensi dalam bisnis dan produksi pada skala apa pun. Tentunya penerapan bidang ini diharapkan dapat menambah produktivitas hajat hidup orang banyak. PROGRAM BINUS Informasi lebih lanjut tentang program Magister Teknik Informatika (MTI). Dyah – [email protected] / 0856 2395 339. Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah Industri 4.0 yang banyak dibicarakan di berbagai media. Revolusi industri merupakan perubahan radikal dalam gaya hidup dan proses kerja masyarakat, serta berkembangnya teknologi informasi yang dapat menghubungkan dunia kehidupan dengan dunia digital, yang dapat mempengaruhi segala bidang ilmu pengetahuan. Revolusi industri 4.0 telah memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat baik dari aspek ekonomi, sosial, pendidikan, dan budaya. Revolusi industri 4.0 ditandai dengan pesatnya perkembangan komputerisasi dan kehadiran internet. Dengan adanya Internet, proses perolehan informasi menjadi lebih cepat. Ada beberapa hal menarik dari Revolusi Industri 4.0. Berikut 3 fakta terkait Revolusi Industri 4.0.
Istilah Industri 4.0 mulai dipromosikan di Jerman pada tahun 2011 setelah Hannover Fair. Industri 4.0 merupakan bagian dari kebijakan rencana pembangunan Jerman.
Istilah ini menggambarkan sejumlah besar data, baik terstruktur maupun tidak terstruktur.
Ini menjadi populer karena pesatnya perkembangan Internet dan koneksinya ke sejumlah besar informasi. Big data sangat membantu perkembangan revolusi industri 4.0, karena dapat memberikan banyak informasi yang sangat dibutuhkan bagi perkembangan berbagai bidang masyarakat.
Revolusi Industri 4.0: Pabrik Indonesia Era Teknologi Modern
Revolusi industri 4.0 membawa banyak perubahan dengan segala konsekuensinya, industri menjadi semakin kompak dan efisien. Namun terdapat pula potensi risiko seperti berkurangnya sumber daya manusia akibat digantikan oleh mesin atau robot. Era digital telah membawa dunia menuju Revolusi Industri 4.0, yang ditandai dengan kombinasi teknologi yang mengaburkan batasan fisik, digital, dan biologis. Hal ini ditandai dengan banyaknya kemajuan teknologi baru di berbagai bidang seperti robotika, kecerdasan buatan, blockchain, IoT, dll. Indeks Kejahatan Kesehatan Pengiklan
HARI INI, Indonesia bisa dikatakan telah memasuki era Revolusi Industri 4.0
Kewirausahaan di era revolusi industri 4.0, teknologi revolusi industri 4.0, teknologi di era revolusi industri 4.0, era revolusi industri 4.0 adalah, usaha di era revolusi industri 4.0, teknologi era revolusi industri 4.0, era revolusi industri 4.0, perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0, bisnis di era revolusi industri 4.0, contoh teknologi revolusi industri 4.0, wirausaha di era revolusi industri 4.0, di era revolusi industri 4.0